Lain Dulu, Lain Sekarang

Lawang sewu merupakan sebuah bangunan tua, bersejarah, dan dijadikan cagar budaya. Awal   mula pembangun gedung ini dimulai pada tahun 1904. Dirancang oleh seorang arsitek terkenal bernama Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag berkebangsaan Belanda. Dahulu bangunan ini digunakan sebagai kantor perusahaan kereta api bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij atas kepemilikan swasta. Kalo dilihat dari atas menggunakan dron, bangunan ini menyerupai huruf L, dengan banyaknya pintu dan jendala yang besar-besar seolah-olah jendela itu nampak seperti pintu, sebuah kesengajaan karena jendela besar difungsikan sebagai sirkulasi udara, saking banyaknya jendela besar yang menyerupai pintu masyarakat kota Semarang akhirnya menyebutnya dengan sebutan “Lawang Sewu”, yang dalam arti bahasa Indonesianya berarti seribu pintu. Lawang sewu juga merupakan saksi bisu peristiwa pertempuran 5 hari di Semarang pada tanggal 14 Oktober 1945 antara tentara dan masyarakat Semarang dengan tentara Kempetai dan kidobutai Jepang.

Lain Dulu

                                                        sumber foto:heritage.kai.id

Dahulu Lawang sewu merupakan bangunan tua yang tidak terawat, sehingga tampak kumuh dan terkesan angker lebih lagi menurut konon katanya Lawang sewu merupakan penjara bagi tawanan tentara Jepang setelah Jepang bertekuk lutut dengan sekutu. Konon ceritanya banyak tentara Jepang yang dibantai dalam penjara oleh tentara Belanda, sehingga bangunan itu terkesan mistis dan angker. Menurut cerita masyarakat sekitar banyak suara-suara dan tangisan tanpa rupa yang sering terdengar pada malam hari. Dari hal itu sehingga sampai menarik salah satu stasiun tv swasta untuk melakukan shooting reality show “Dunia Lain” di Lawang Sewu.

Lain Sekarang.

Naah.. dijaman sekarang ini, era perkembangan jaman kota Semarang terus berbenah, dari “Semarang Setara” kemudian menjadi “Semarang Hebat”, adalah program dari pemerintah kota Semarang yang ingin menjadikan kota Semarang sebagai tempat yang rapi, ramai, aman, nyaman, dan kondusif bagi para warganya dan pelancong masyarakat dari luar semarang. Berbagai fasilitas, sarana tranportasi, destinasi wisata terus di renovasi dan revitalisasi, termasuk dalam hal tata kota dan kebersihannya. Gerakan Semarang Wegah Nyampah, Larangan Penggunaan Sedotan Plastik dan  Kantong Plastik yang digagas Wali Kota Hendrar Prihadi mengantarkan Kota Semarang menjadi Kota Wisata Terbersih se-Asia Tenggara. Penghargaan (Award) Kota Wisata Terbersih se-Asia Tenggara ini diraih Kota Semarang dalam ASEAN Tourism Forum sebagai ASEAN Clean Tourist City Standard 2020 - 2022 yang digelar di Brunai Darussalam, https://semarangkota.go.id Kamis (16/1/2020).

Dari program tersebut banyak destinasi wisata di kota Semarang yang sudah tampak lebih bagus, bersih dan banyak fasilitas penambahan wahana-wahana yang bisa dimanfaatkan dan dinikmati bersama keluarga. Di malam hari pun lampu-lampu kota di semarang sudah sangat banyak, sehingga pada malam hari tidak menimbulkan kesan angker lagi, termasuk di Lawang Sewu yang sekarangpun bisa dinikmati pada malam hari, tidak hanya di luar gedung, tetapi kita bisa masuk sampai ke dalam gedung kalo kita tidak takut bisa sampai ke ruang bawah tanah guest, tentunya dengan ijin dan didamping pemandu/ juru kunci Lawang Sewu ya guest, kalo tidak takutnya kita akan tersesat dan tidak bisa kembali lagi hehe.

sumber foto lawang sewu:kemdikbud.go.id

Kontrin/butor: Khafid