Cover | |||||
Judul - Subyek | Etnoagronomi Indonesia: Belajar dari Perkebunan Teknologi Agronomi Berbasis Kearifan Lokal untuk Pembangunan Pertanian Masa Depan Berkelanjutan -- | ||||
Kelas | 338.1 | ||||
ISBN | 978-623-7267-75-1 | ||||
Bahasa | Indonesia | ||||
Penulis | Indradewa, Didik | ||||
Editor - Penerjemah | - | ||||
Edisi - Cetakan | Ed.1 - Cet.1 | ||||
Penerbit | Lily Publisher - Yogyakarta - 2021 | ||||
Seri | |||||
Deskripsi Fisik | x, 566 hlm - Bibl - 23 cm | ||||
Tipe | |||||
Golongan Pustaka | Buku | ||||
Nomor Barcode | 22IKIP30100.1 - C.1 - T 22IKIP30100.2 - C.2 - S 22IKIP30100.3 - C.3 - S |
||||
Catatan Umum | |||||
Resume | Etnoagronomi adalah ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lahan dan tanaman yang dikembangkan oleh berbagai etnis di dunia termasuk di Indonesia. Etnoagronomi telah mulai berkembang dan dipraktikkan sejak dimulainya pertanian, tetapi baru didefinisikan mulai tahun 1980 dan istilah tersebut masih sangat jarang digunakan,Indonesia memiliki keanekaragaman hayati, memiliki lebih dari 30 suku bangsa dan lebih dari 300 kelompok etnis. Berbagai teknologi agronomi telah dikembangkan oleh berbagai etnis yang ada di Indonesia. Etnis tertentu mengembangkan tata ruang tradisional, misalnya sistem mamar di NTT; dan peramalan cuaca, misalnya pranata mangsa di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Agroekosistem rawa dikembangkan oleh etnis Banjar dan juga Jawa dengan sistem mukibat yang diakui oleh IITA dan CIAT sebagai teknologi berkelas dunia. Pengairan dikelola oleh etnis Bali dengan sistem subak yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia. Kopi luwak merupakan cara panen kopi khas Indonesia yang menghasilkan kopi termahal di dunia.Etnoagronomi berbasis kearifan lokal terbukti mampu mengatasi berbagai masalah lokal, sehingga masih dipraktikkan secara masif oleh para petani di Indonesia, bahkan ada yang menyebar ke berbagai penjuru dunia. Meskipun demikian terhadap pandangan bahwa pertanian tradisional tersebut karena dianggap mempunyai produktivitas yang rendah, perlu diganti dengan pertanian modern. Pertanian berkelanjutan memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang etnoagronomi. | ||||
Jumlah |
|
||||
Koleksi sedang dipinjam - Tgl. Kembali |