Cover | |||||
Judul - Subyek | Linguistik Forensik: Memahami Forensik Berbasis Teks dengan Analogi DNA -- | ||||
Kelas | 363.25 | ||||
ISBN | 978-602-425-588-6 | ||||
Bahasa | Indonesia | ||||
Penulis | Mahsun M.S. | ||||
Editor - Penerjemah | - | ||||
Edisi - Cetakan | Ed.1 - Cet.2 | ||||
Penerbit | Rajawali Pers - Depok - 2022 | ||||
Seri | |||||
Deskripsi Fisik | xii, 318 hlm - Indeks - 23 cm | ||||
Tipe | |||||
Golongan Pustaka | Buku | ||||
Nomor Barcode | 19IKIP28208.1 - C.1 - T 19IKIP28208.2 - C.2 - S 19IKIP28208.3 - C.3 - S 19IKIP28208.4 - C.4 - S 19IKIP28208.5 - C.5 - S 19IKIP28208.6 - C.6 - S 19IKIP28208.7 - C.7 - S |
||||
Catatan Umum | |||||
Resume | Dimulai pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, beberapa ahli melakukan penelitian yang menekankan pada pengukuran atribut seperti panjang rata-rata kata, makna panjang kalimat, dan lain-lain. Aplikasi mengenai bahasa dalam kasus hukum saat itu masih sedikit dilakukan. Istilah Linguistik Forensik sendiri baru muncul sejak tahun 1968. Seorang profesor bahasa Jan Svartvik merekam istilah tersebut pada analisis pernyataan yang diberikan pada polisi di Notting Hill Police Station tahun 1953. Jan Svartvik melakukan analisis pada pernyataan yang dilakukan Timothy John Evans yang diduga membunuh istrinya dan bayinya. Dia dengan cepat menyadari bahwa pernyataan yang diberikan mengandung dua gaya dan dia mengatur tentang jumlah perbedaannya. Ada gaya menulis yang teredukasi dan ada gaya menulis berbicara. Di Australia, ahli bahasa memulai pertemuan pada tahun 1980, untuk membicarakan mengenai aplikasi linguistik dan sosiolinguistik pada masalah hukum. Mereka menekankan pada hak individual dalam proses hukum, khususnya kesulitan yang dihadapi tersangka dari kalangan Aborigil yang diberi pertanyaan oleh polisi. Bahasa Inggris yang dikuasai oleh orang Aborigin memiliki dialek tersendiri dan pengertian mereka terhadap bahasa Inggris yang digunakan orang kulit putih kadang tidak sesuai. | ||||
Jumlah |
|
||||
Koleksi sedang dipinjam - Tgl. Kembali |